Thrift dan preloved, dua hal yang serupa tapi tak sama yang tengah digandrungi para kaum Z. Sejatinya, usaha tersebut terutama thrift sudah ada sejak lama. Kepopulerannya kembali seiring dengan kesadaran manusia akan limbah yang merusak lingkungan, salah satunya limbah fashion. Pada kesempatan kali ini, kami akan fokus mengulik perihal thrift dan preloved, salah satunya menyinggung perbedaan thrift dan preloved sebagai usaha fashion second.
Konferensi Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Conference Of Trade And Development/UNCTAD) menyatakan bahwa per tahun 2019 industri pakaian menyumbang angka limbah terbesar kedua setelah perminyakan. Diyakini sebanyak 10% emisi karbon yang dihasilkan berpengaruh terhadap kerusakan iklim dunia.
Oleh sebab itu, trend thrifting dan preloved kembali merebak sebagai upaya penyelamatan lingkungan dari limbah industri fashion. Lalu, apakah thrift dan preloved benar mampu menyelamatkan lingkungan? Mari berkenalan lebih lanjut mengenai perbedaan thrift dan preloved sampai dengan kelebihan dan kekurangannya di bawah ini.
Apa Itu Thrift Dan Preloved?
Baik thrift maupun preloved sama-sama barang bekas layak guna bernilai jual, tetapi dari segi konsep berbeda. Barang thrift yang masuk ke Indonesia merupakan hasil donasi negara maju yang tak selamanya bekas pakai, terkadang barang tersebut dilungsurkan karena tidak memenuhi standar pabrik atau disebut juga barang reject.
Meskipun bekas dan reject, tetap saja harga jualnya dibandrol tinggi per balnya. Hal ini dapat terjadi karena, salah satunya, proses logistik yang memakan ongkos tak sedikit. Namun, dapat dipastikan pengulak tetap untung meski menjual barang bekas dengan harga miring walau tak jarang barang yang dijualnya bermerek.
Sementara itu, preloved merupakan barang koleksi pribadi yang dijual kembali baik dalam kondisi baru atau bekas guna.
Alasan dibalik pemilik memilih untuk menjualnya pun beragam, ada yang menjual karena memang sudah tidak lagi menginginkan barang tersebut, kurang cocok dengan produk, atau karena salah beli. Barang preloved dapat dijual dengan harga diskon maupun harga tinggi, hal ini tentu saja bergantung pada pemiliknya serta kualitas produk.
Perbedaan Kelebihan Dan Kekurangan Thrift
Kini, thrift kembali meradang selepas diketahui fakta limbah industri fashion menjadi salah satu pemasok kerusakan bumi. Tak lagi mengusung konsep pasar konvensional, thrift shop mencoba peruntungannya dalam bisnis digital.
Meski dicap bekas, dengan pemanfaatan yang betul fashion thrift dapat mendatangkan penghasilan. Seperti yang happening akhir-akhir ini diberitakan, thrift shop @dressedlikeparents milik Callista Aldenia yang mengolah fashion thrift menjadi suatu pakaian trendy baru saja menerima orderan dari salah satu penyanyi tersohor internasional, Billie Eilish. Sejak saat itu, brand thriftnya terus dibanjiri pesanan.
Dari hasil rework thrift ini, tentu menjadi kelebihan tersendiri bagi pebisnis. Selain menawarkan keunikan, bisnis pun memiliki identitasnya sendiri.
Ketahui kelebihan serta kekurangan dari thrift lainnya berikut ini:
Kelebihan:
- Gaya Hidup Rendah Karbon. Kaum muda yang sadar akan eksistensi limbah pakaian dapat membahayakan bumi memilih membeli pakaian second daripada pakaian baru. Selain upaya menjaga lingkungan, faktor murah juga memikat mereka yang ingin tampil berbeda setiap waktu tanpa perlu merogoh banyak kocek.
- Barang Unik. Fashion thrift sering menjajakan gaya busana yang unik, one of a kind, dan sering pula limited edition. Hal ini dapat terjadi karena salah satunya arus trend pasar mancanegara lebih dulu dari dalam negeri, sehingga fashion impor yang masuk ke Indonesia tetap terlihat eksis meski hasil thrifting.
- Pengaruh dari Influencer. Pernahkah Anda menemukan konten influencer, youtuber, selebram, ataupun seleb TikTok membagikan kegiatannya saat thrifting? Segala hal yang dilakukan oleh mereka sedikit banyak diikuti oleh para viewersnya. Inilah mengapa thrifting termasuk bagian dari trend.
- Sebagai Bentuk Eksistensi. Umumnya, segmen pasar dari thrift adalah kaum muda yang mana gemar sekali bergaya demi tampil eksis. Sebab itu thrift amat digemari mereka yang gemar gonta ganti style tanpa harus memikirkan pengeluaran yang membengkak.
Kekurangan:
- Kualitas Produk. Produk thrift karena merupakan secondhand atau sisa produksi lumrah didapati cacat dibeberapa bagian. Meskipun jumlahnya sedikit, sebaiknya konsumen juga harus cermat dan bijak saat memilih barang.
- Tidak Ada Retur. Hati-hati! Jangan mudah terbuai dengan harganya yang terjangkau, sebelum Anda menyesal karena tidak cermat memilih. Penting tuk diketahui, umumnya thrift store tidak menerima retur pembelian.
- Rawan Barang Palsu. Thrift store umumnya menjual barang bermerek impor dan mayoritas para hunters memilih thrifting memang dengan tujuan mencari barang branded harga miring. Namun, Anda perlu berhati-hati karena terdapat penjual yang mengklaim produk ori nyatanya palsu atau KW.
Itulah perbedaan kelebihan dan kekurangan dari produk fashion thrift yang perlu hunters ketahui. Selanjutnya, kita akan bahas mengenai perbedaan kelebihan dan kekurangan produk preloved di bawah ini.
Perbedaan Kelebihan dan Kekurangan Preloved
Awal mulanya, istilah “preloved” merujuk pada jenis barang second yang telah dipakai dan berganti kepemilikan. Barang tersebut dapat dijual kembali atau diberikan secara cuma-cuma.
Namun kini, pengertian preloved lebih mengarah pada bisnis barang second yang dipromosikan melalui media digital.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bisnis preloved dapat dianggap sebagai bisnis yang tidak membutuhkan modal banyak. Cukup bermodalkan barang yang ingin dijual yang pastinya masih bermanfaat. Tambahannya mungkin sisihkan untuk biaya packing dan logistik.
Ketahui selebihnya kelebihan dan kekurangan dari preloved berikut ini:
Kelebihan:
- Ramah Linkungan. Sama halnya dengan barang thrift, usaha preloved juga berupaya menyelamatkan lingkungan dari limbah tekstil. Saat membeli barang preloved, maka Anda berkontribusi memperpanjang usia pakai produk tersebut.
- Produk Branded. Perbedaan kelebihan barang thrift dan preloved berikutnya yakni penjual barang preloved tak segan menjualkan koleksi brandednya loh. Tak jarang dari mereka yang menjual produk like new atau bahkan belum dipakai sama sekali.
- Berkualitas. Perbedaan kelebihan dari barang preloved dibanding thrift yakni segi kualitas yang sudah pasti terjamin. Penjual mungkin saja tidak menjual barang branded, tetapi sudah pasti produk yang ditawarkannya berkualitas.
- Mendukung Bisnis Independen. Penggiat bisnis ini lazimnya dioperasikan oleh pebisnis independen. Dengan membeli produk dari mereka, tidak hanya membantu melestarikan lingkungan tetapi juga membantu jalannya usaha mandiri mereka. Tak jarang pula para penjual menyalurkan hasil jualannya untuk disedekahkan.
Kekurangan:
- Berpotensi Terkena Scam. Scam merupakan upaya penipuan. Hati-hati jika Anda berniat membeli produk preloved karena tak dipungkiri, demi meraup untung ada saja ulah penjual yang memalsukan produk dengan mengklaim produk ori ternyata tiruan. Sudah pasti Anda akan sangat merugi.
- Patokan Harga yang Masih Tinggi. Ketahuilah harga asli produk yang Anda incar terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar Anda tidak tertipu dengan patokan harga yang penjual preloved beri. Jikalau harga preloved sebelas dua belas dengan harga barang ori, ada baiknya Anda pertimbangkan kembali.
- Tidak Bisa Retur. Sama halnya dengan thrift, usaha preloved pun tidak melayani retur pembelian. Oleh karena itu, pastikanlah kualitas dan harga setimpal dengan produk yang akan didapatkan.
Sekilas baik thrift maupun preloved, kelebihan dan kekurangannya serupa. Satu yang pasti, selalu perhatikan dan cermati kualitas selaras dengan harga yang dipatok. Jika dirasa harga terlalu tinggi, cobalah untuk menawarnya.
Perbedaan Barang Thrift Dan Preloved
Setelah mengetahui konsep serta kelebihan dan kekurangan thrift maupun preloved, ketahui pula perbedaan keduanya:
- Thrift merupakan jenis usaha yang menjual barang bekas dari luar negeri yang dibeli secara besar-besaran dan dijual kembali secara satuan atau grosiran. Sementara itu, preloved menjual barang bekas yang sebelumnya dimiliki atau digunakan oleh individu baik merek lokal maupun internasional.
- Barang thrift umumnya didapatkan dari hasil donasi sehingga kebanyakan koleksinya unik. Di sisi lain, barang preloved termasuk dalam kategori koleksi pribadi sehingga modelnya cenderung mengikuti trend terbaru.
- Kualitas fashion item thrift tidak selalu mulus, sering terdapat noda atau bahkan jika masih baru, desainnya sudah usang. Sedangkan fashion item preloved lazimnya masih dalam kondisi baik dan layak pakai.
- Perihal harga, fashion thrift bisa jauh lebih terjangkau dari preloved. Namun, keduanya tetap mematok harga tinggi jikalau barang yang dijual bermerek high class karena bisa jadi termasuk rare item.
Itulah empat hal yang menjadi perbedaan barang thrift dan preloved. Sejauh ini telah disampaikan pengertian, konsep, kelebihan dan kekurangan, hingga perbedaan kedua jenis usaha secondhand fashion ini. Namun, tahukah Anda bahwa usaha ini dikatakan menjadi momok UKM dan UMKM untuk berkembang? Lalu bagaimana pemerintah menanggapi trend usaha ini? Ketahui wewenangnya di bawah ini.
Pro Dan Cons Industri Impor Second Fashion di Indonesia
Sejak 2015, kegiatan impor pakaian bekas secara resmi dilarang oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 51 Tahun 2015 mengenai Larangan Impor Pakaian Bekas.
Sempat tak digubris, pemerintah di tahun 2022 lalu mengamendemen Permendag Nomor 18 Tahun 2021 menjadi Permendag Nomor 40 Tahun 2022 perihal Barang Dilarang Ekspor dan Barang Dilarang Impor.
Skandal pakaian bekas impor ini memanglah bukan hal baru di Indonesia. Pelaku industri dalam negeri kerap menyinggung impor tekstil dan produk tekstil. Serangan impor itu bahkan dianggap sebagai mimpi buruk bagi industri tekstil lokal karena mengalami kerugian signifikan dan merusak pasar lokal.
Keluhan ini pada akhirnya sampai kepada Presiden Jokowi yang turun tangan menangani krisis tersebut. Alih-alih terancam, industri fashion second impor tetap laku keras meski dengan sadar menggerus perekonomian negara dan memperpendek usia UKM dan UMKM yang ada.
Meski kesannya bertindak tegas menangani isu ini, nyatanya regulasi yang lemah terhadap penindakan peredaran fashion impor menjadi tidak optimal. Justru ketidaktegasaan aparat ini dimanfaatkan importir dengan pihak terkait untuk menggencarkan bisnis.
Nah, setelah mengetahui fakta di atas, Anda sendiri termasuk dalam golongan pro atau kontra terhadap bisnis impor ini? Coba share pendapat Anda dengan memberi komen pada artikel ini.
Penutup
Itu tadi seluk beluk mengenai perbedaan thrift dan preloved sebagai usaha fashion second sampai dengan pandangan pemerintah dan pelaku usaha lokal tekstil terhadap adanya usaha ini.
Apapun jenis usahanya, bisnis tetaplah bisnis. Pasang surut kerap terjadi, adanya permasalahan pemasaran dapat diatasi bersama kami, Sevenpion! Kami hadir dalam mengembangkan website custom sampai dengan pembuatan aplikasi mobile yang bisa didesain sesuai keinginan Anda! Tekan banner di bawah untuk konsultasi gratis atau hubungi kami disini.