Sebuah hotel berlantai 24 (sebenarnya 23) direndam banjir yang terus menerus naik sampai 87 tamunya terpaksa terus menerus menyelamatkan diri ke lantai yang lebih tinggi. Padahal hujan hanya turun sekali dan matahari bersinar terik, tapi ketinggian air tak kunjung surut seperti yang normalnya terjadi. Di tengah carut marut keadaan, satu per satu tamu hotel terbunuh.
Apa yang sebenarnya terjadi?😮
Premis yang menarik dan menjanjikan misteri dari buku terbaru Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, Pulau Batu di Samudra Buatan, berhasil membuat para pembaca bertanya-tanya, apa yang kali ini akan disuguhkan Ziggy dalam bukunya?
Kalau HOOQ.ID pembaca setia karya-karya Ziggy, mungkin HOOQ.ID sudah tak heran kalau kisah-kisah yang dihadirkan oleh seorang Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie tidak akan menjadi kisah yang ‘biasa-biasa saja’. Selalu ada kejutan, hal-hal magis nan absurd, adegan-adegan yang tidak masuk nalar, dan masih banyak lagi. Namun, ajaibnya, karya Ziggy selalu membuat pembacanya ketagihan.
Kali ini, Gramin mau ngeracunin kamu supaya makin penasaran dengan buku terbaru Ziggy, Pulau Batu di Samudra Buatan, yang sedang dalam masa pre-order di Gramedia.com.
Kalau sudah baca ulasan ini, yakin kamu nggak mau beli?😏
Cerita Ziggy dalam Proses Penulisan Pulau Batu di Samudra Buatan
Sebenarnya, Pulau Batu di Samudra Buatan bukan tiba-tiba dihadirkan untuk pembaca. Salah satu potongan babnya justru masuk ke dalam bonus pembelian buku pertama Ziggy yang diterbitkan di Penerbit KPG, yakni Tiga dalam Kayu. Kalau kamu ikut pre-order bukunya, kamu pasti akan mendapatkan amplop berisi cuplikan bab 7 dari buku Pulau Batu di Samudra Buatan.
Diceritakan Ziggy dalam segmen Bibit (Bincang Buku Sebelum Terbit) di Instagram Penerbit KPG, ia menulis naskah buku Pulau Batu di Samudra Buatan di tahun 2019. Saat itu, Ziggy sedang dalam masa residensi dan ia terinspirasi dari pemandangan laut yang bisa dilihatnya dari hotel. Selain itu, waktu masih kecil, Ziggy juga pernah mengalami sendiri terjebak banjir di salah satu hotel di Jakarta!
Naskah buku Pulau Batu di Samudra Buatan ditulis Ziggy dalam waktu kurang lebih satu bulan, dan pertama kali ditulis dalam bahasa Inggris. Namun, karena satu dan lain hal, Ziggy memutuskan untuk menerjemahkan naskah tersebut ke dalam bahasa Indonesia (yang ternyata memakan waktu cukup lama) dan menerbitkannya bersama Penerbit KPG.
“Ini juga naskahku yang paling lama revisinya,” seloroh Ziggy sambil tertawa. Ziggy juga menceritakan bahwa ia tidak melakukan banyak riset dalam penulisan Pulau Batu di Samudra Buatan, selain hal-hal unik tentang fashion yang ia bagikan dalam buku terbarunya ini. “Aku baru tahu lho, orang dulu bisa terbunuh karena baju,” ujar Ziggy sambil tertawa. (Kenapa ia tertawa ketika menyebutkan info ini tidak bisa Gramin jelaskan.😢)
Dari blurb-nya, kita tahu bahwa akan ada lima anak kembar yang juga menjadi tamu di Hotel. Anak-anak dan tragedi berdarah tak menjadi hal yang baru dalam karya-karya Ziggy. Dari cover buku yang diilustrasikan oleh Ziggy sendiri, kamu bisa melihat lima orang anak perempuan ini terlihat menggemaskan. Tapi, sebagai pembaca (atau korban?) kisah-kisah Ziggy, tentunya kamu tidak tertipu dengan kegemasan ini, kan?😅
Ziggy bercerita, bahwa ia merasa manusia masih tidak mampu menciptakan dunia yang aman dan tentram untuk anak-anak. Karya-karyanya masih lekat dengan kritik halus mengenai hal ini. Tentunya dikemas dengan cara yang lucu, semacam dark jokes. Ziggy juga bercerita bahwa ia tumbuh di keluarga yang tidak menyensor kekejaman dunia dari anak-anak. Oleh karenanya, hal ini terbawa ke dalam karya-karyanya yang selama ini kita nikmati.
Setelah mendengarkan curhatan Ziggy tentang karya terbarunya ini, makin penasaran nggak sih cerita Pulau Batu di Samudra Buatan bakal seseru apa?🤭
Review Buku Pulau Batu di Samudra Buatan
Sembari mengikuti kisah para tamu Hotel, sang narator akan memperkenalkan satu per satu lima anak kembar yang hanya mirip secara wajah. Ada bocah serbabisa, anak manis dengan rambut selurus tempe, gadis sunyi, perempuan dengan kepribadian serupa banteng, dan si bungsu pengutip film. (Betul, Gramin sepakat dari deskripsi singkat ini kita bisa menarik kesimpulan bahwa kelima anak ini tidak akan menjadi anak-anak yang imut dan minta pipinya dicubit.😊)
Sang narator kemudian akan mengisahkan kondisi dingin dan lembap Hotel yang direndam air beserta interaksi para tamu yang panik dan gelisah. Nama-nama karakter dalam buku ini pun ditulis seperti penulisan nama tamu di hotel, seperti Bpk Kesuma, Nn Ratri, dan Tn Tora.
Banjir misterius yang menyekap para tamu di Hotel membuat mereka harus segera memutar otak untuk memecahkan misteri ini. Persediaan makanan dan air bersih menipis, begitu pula kesabaran masing-masing tamu. Ketika mereka memutuskan untuk menemukan penyebab banjir, salah satu dari mereka malah terbunuh dengan tragis. Kejadian itu terus menerus berulang–sampai mereka mulai lelah dan putus asa.
Justru dalam atmosfir yang mencekam, Ziggy dengan luwes menyelipkan narasi-narasi komedi yang mampu membuat pembaca tergelak. Mulai dari kekonyolan dan keunikan dinamika persaudaraan kelima anak kembar, perdebatan antar tamu yang memancing topik pembicaraan baru, sampai ke informasi-informasi tentang para tamu yang menambah semarak Hotel malang tersebut. Kondisi yang digambarkan Ziggy, tentang sekelompok manusia dalam masa krisis, terasa dekat dan nyata– meskipun tentunya adegan-adegannya tidak selalu masuk akal.
Khas Ziggy, dunia anak-anak dalam Pulau Batu di Samudra Buatan juga tidak disamarkan dari kekejaman dan kekerasan. Meskipun, sesuai dengan rating bukunya yang bisa dibaca mulai dari usia 15+, adegan-adegan dalam buku ini tidak semengerikan adegan dalam buku Kita Pergi Hari Ini, Tiga dalam Kayu, atau Kapan Nanti. Nih, Gramin spill sedikit deh salah satu bagian paling berkesan dalam buku ini.👀
Sekelompok manusia yang terjebak dalam suatu tempat karena bencana buatan dan tiba-tiba dihantui rentetan kematian mungkin bukan trope baru dalam dunia misteri. Namun, di tangan Ziggy, Pulau Batu di Samudra Buatan menawarkan pengalaman misteri baru yang segar sekaligus mencekam. Tidak hanya menguji nyali dan imajinasi, buku ini akan membawa kamu berkenalan dengan tokoh-tokoh unik yang bakal bikin kamu susah move on!
Gimana, kamu sudah siap belum menguak siapa sebenarnya pembuat banjir dan sekaligus pembunuh di Hotel bersama lima anak kembar dan seluruh tamu Hotel?🕵️♂️
Pesan buku Pulau Batu di Samudra Buatan sekarang di Gramedia.com dan dapatkan diskon 15% serta bonus memopad khusus pembelian dari warehouse Matraman! Masa pre-order ini hanya berlangsung sampai tanggal 25 November 2023, jadi pastikan kamu langsung mengeklik banner di bawah untuk melakukan pembelian ya, HOOQ.ID!⤵️🛒
Sumber gambar header: Dokumentasi Gramedia
Penulis: Puteri C. Anasta