Fauna Australis – Indonesia dikaruniai dengan kekayaan fauna yang luar biasa. Ada banyak spesies hewan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, dari ujung barat sampai ke ujung timur. Keanekaragaman fauna ini tidak bisa dilepaskan dari kondisi geografis negara kita yang merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia.
Pada tahun 1859, Alfred Russel Wallace–seorang naturalis Inggris–membagi wilayah Indonesia menjadi 3 bagian menggunakan sebuah garis khayal. Pembagian ini dibuat berdasarkan karakteristik flora dan fauna yang ditemukan di wilayah tersebut. Garis khayal inilah yang kita kenal dengan nama “garis Wallace” dan “garis Weber”.
Dengan adanya garis Wallace dan Weber ini, fauna di negara kita dibagi menjadi tiga jenis, yaitu jenis fauna asiatis (oriental), fauna peralihan, dan juga fauna australis. Masing-masing tinggal di wilayah yang berbeda. Fauna asiatis bisa ditemukan di Indonesia bagian Barat, fauna peralihan ada di Indonesia bagian tengah, sementara fauna australis di Indonesia bagian timur. Nah HOOQ.ID, kamu sudah tahu belum bagaimana karakteristik dan perbedaan ketiga jenis fauna yang ada di negara kita?
Kalau belum, tenang saja, dalam artikel ini kita akan membahas salah satunya yaitu fauna australis secara lengkap mulai dari pengertian, ciri-ciri atau karakteristik, persebaran, hingga contoh-contohnya. Lalu, yang dua lagi bagaimana? Sisanya akan kita bahas dalam artikel yang berbeda karena kalau disatukan bisa jadi satu buku. So, jangan lupa kunjungi terus blog Gramedia biar kamu tidak ketinggalan informasinya, ya.
Selain itu, kamu juga bisa membaca buku Faunapedia untuk mengetahui berbagai macam jenis-jenis hewan yang termasuk ke dalam kelompok fauna asiatis dan fauna peralihan. Buku ini berisi informasi tentang ribuan spesies hewan, foto-foto menakjubkan, dan laporan dari lapangan yang membawa kamu menjelajah dunia fauna.
Fauna australis adalah
Fauna australis adalah sebuah golongan hewan yang mempunyai kemiripan dengan hewan-hewan di Australia namun berkembang biak di wilayah tropis. Di Indonesia, fauna australis bisa ditemukan di daerah Kepulauan Maluku dan kepulauan kecil yang ada di sekitarnya, Papua, Pulau Halmahera, dan Kepulauan Aru.
Australia adalah rumah bagi lebih dari 100.000 spesies hewan, termasuk 80% mamalia yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia.
Wilayah persebaran fauna jenis ini kebanyakan memiliki kondisi lingkungan yang tropis, beriklim sedang, maupun mirip dengan kondisi lingkungan yang ada di Australia sana. Ratusan juta tahun yang lalu, wilayah Indonesia yang kita tahu sekarang adalah bagian dari dua benua. Indonesia bagian barat masuk ke dalam benua Asia, sedangkan Indonesia bagian timur masuk ke dalam benua Australia. Inilah alasan mengapa Indonesia mempunyai keanekaragaman fauna yang luar biasa, termasuk adanya jenis fauna australis.
Ciri Ciri Fauna Australis
Ciri-ciri fauna australis adalah karakteristik khusus yang terlihat pada jenis-jenis hewan di wilayah ini. Biasanya ciri-ciri ini menyesuaikan dengan kondisi lingkungannya. Jadi jenis, populasi, sampai karakteristiknya cukup mirip satu sama lain.
Adapun ciri-ciri fauna australis diantaranya terdiri dari mamalia berukuran kecil, mempunyai kantung di tubuhnya, untuk burung memiliki warna dan motif yang mencolok, sebagian mempunyai tanduk, dan populasi ikan air tawarnya terbatas.
1. Hewan mamalia berukuran kecil
Populasi hewan mamalia yang ada di wilayah australis ini kebanyakan memiliki ukuran tubuh yang kecil. Karakteristik ini berbeda dengan mamalia yang berada di wilayah asiatis. Meski begitu, fauna australis juga memiliki mamalia berukuran besar hanya saja jumlahnya tidak terlalu banyak.
Australia memiliki banyak jenis invertebrata, termasuk serangga, laba-laba, dan siput.
2. Beberapa memiliki kantung di tubuhnya
Ciri-ciri selanjutnya dari hewan yang ada di wilayah australis adalah mempunyai kantung di tubuhnya. Fungsi kantung ini bermacam-macam, tergantung perilaku hewan yang memilikinya.
Contohnya seperti kanguru yang memiliki kantung di bagian depan. Kantung ini berfungsi untuk menyimpan dan merawat anak-anak kanguru yang baru lahir karena mereka memiliki tubuh yang lemah.
Jadi setelah tubuh anaknya dianggap kuat, induk kanguru baru akan mengeluarkan anak mereka dari kantongnya. Ini berbeda dengan mamalia lain yang tubuh anak-anaknya lebih kuat sehingga bisa langsung berjalan dalam waktu beberapa jam setelah dilahirkan.
Australia adalah rumah bagi marsupial, yang adalah mamalia yang membawa anak mereka dalam kantung. Beberapa marsupial yang paling terkenal di Australia adalah kanguru, koala, dan wombat.
3. Warna dan motif burung sangat mencolok
Wilayah australis menjadi rumah bagi spesies burung yang memiliki warna dan motif yang mencolok. Selain itu, suara burung-burung di wilayah ini biasanya tidak lebih merdu dari spesies burung yang ada di wilayah australis. Walau begitu, kemampuan berkicau burung-burung australis tidak bisa dianggap remeh.
Australia juga merupakan rumah bagi banyak jenis burung, termasuk emu, kasuari, dan cendrawasih.
4. Sebagian hewan memiliki tanduk di kepalanya
Ada cukup banyak hewan australis yang mempunyai tanduk di kepalanya. Biasanya tanduk ini menjadi ciri khas tersendiri pada beberapa hewan australis. Contohnya seperti babi rusa yang penampilannya seperti gabungan antara babi dan rusa.
5. Populasi ikan air tawar sangat terbatas
Jika dilihat dari lingkungannya, cakupan air tawar di wilayah australis sebenarnya lumayan luas. Akan tetapi, di wilayah ini populasi ikan air tawarnya sangat terbatas. Itulah mengapa, di wilayah ini kamu mungkin akan sulit menemukan ikan air tawar dibandingkan dengan wilayah asiatis.
Australia juga memiliki banyak jenis ikan, termasuk hiu, lumba-lumba, dan ikan paus.
Contoh Fauna Australis di Indonesia
1. Kanguru Pohon
Kanguru pohon adalah jenis fauna australis yang bisa ditemukan di hutan-hutan Papua. Sampai sekarang diketahui ada lima jenis kanguru pohon yang tinggal di sana, yaitu:
Kanguru pohon adalah hewan yang sangat gesit dan dapat melompat dari pohon ke pohon dengan mudah.
- Kanguru pohon mbasio (dendrologus mbasio)
- Kanguru pohon wakera (dendrologus inustus)
- Kanguru pohon ndomea (dendrologus dorianus)
- Kanguru pohon nemena (dendrologus ursinus)
- kanguru pohon hias (dendrologus goodfellowi)
Sama seperti kanguru yang ada di Australia, kanguru pohon juga merupakan mamalia berkantung. Bedanya, kanguru Australia hidup di daratan sedangkan kanguru pohon lebih banyak hidup di atas pohon. Sayangnya, di habitat aslinya jumlah kanguru pohon mulai menurun karena banyak diburu oleh manusia untuk diambil bulunya dan juga dijadikan sebagai sumber makanan.
2. Kuskus
Kuskus sebenarnya berasal dari keluarga possum, yakni hewan berkantong khas Australia. Namun di jaman dulu, beberapa diantara hewan ini “menyebrangi” garis Weber sehingga bisa kamu temukan di Sulawesi dan juga Papua. Akan tetapi, saat ini populasi Kuskus sudah sangat terancam karena manusia terus memburu mereka di habitat aslinya. Biasanya kukus diburu untuk diambil bulunya dan juga dijadikan hewan peliharaan.
Kuskus dapat hidup hingga 20 tahun.
Ada beberapa jenis kukus yang sering diburu, yakni kuskus mata biru (Phalanger ornatus matabiru), mandorman induk (Pseudochirops cupreus), dan juga kuskus bubutu mehmu (Ailurops ursinus).
3. Cendrawasih
Siapa yang tidak pernah mendengar nama burung Cendrawasih? Burung yang satu ini terkenal karena bulu-bulunya sangat mencolok dan terlihat indah. Di Indonesia ada sekitar 30 jenis burung Cendrawasih.
Cendrawasih jantan memiliki bulu yang lebih indah daripada cendrawasih betina.
28 Jenis diantaranya bisa ditemukan di hutan-hutan Papua, sedangkan dua sisanya berada di Kepulauan Maluku. Beberapa jenis cendrawasih yang terkenal diantaranya adalah:
- Cendrawasih biru (Paradisaea rodolphi)
- Cendrawasih merah (paradisaea rubra)
- Cendrawasih ragiana (paradisaea ragginana)
- Cendrawasih magnificent (cicinnurus magnificus)
- Cendrawasih raja (cicinunurus regius
- Cendrawasih dua belas kawat (seleucidis melanoleuca).
Karena keindahan bulunya, burung cendrawasih menjadi target buruan di habitat aslinya sehingga saat ini kelestariannya sangat terancam. Padahal burung ini merupakan maskot Irian Jaya dan keberadaannya sangat dilindungi.
4. Kasuari
Dalam keluarga burung, Kasuari merupakan salah satu jenis burung raksasa. Tingginya bisa mencapai 100 sampai 180 centimeter dengan berat maksimal 60 kilogram. Karena tubuh raksasanya, Kasuari tidak bisa terbang seperti burung pada umumnya. Meski begitu, mereka mempunyai kaki super kuat yang tendangannya dapat menggoyang sebatang pohon hingga buahnya berjatuhan. Selain itu, dengan kaki yang kuat mereka bisa berlari dengan cepat.
Kasuari adalah burung yang tidak bisa terbang.
Kasuari juga memanfaatkan kakinya untuk mempertahankan diri dari serangan lawannya. Biasanya mereka akan menyepak lawan dengan kaki yang kuat dan kuku yang super tajam. Bahkan satu sepakan kakinya dapat membuat manusia tidak sadarkan diri.
Meski begitu, manusia selalu punya cara untuk memburu burung kasuari di habitat aslinya. Burung ini banyak diburu untuk dimanfaatkan dagingnya dan tulangnya diubah menjadi senjata tradisional.
5. Landak papua (Nokdiak Nata Fem)
Nokdiak Nata Fem atau yang lebih akrab dikenal sebagai landak papua merupakan hewan sejenis landak yang tubuhnya berduri namun lebih pendek. Selain itu, landak papua juga termasuk hewan yang unik karena masuk ke dalam keluarga mamalia namun mereka berkembang biak dengan cara bertelur.
Landak Papua adalah hewan yang terancam punah karena kehilangan habitat dan perburuan.
Hewan ini banyak tinggal di hutan tinggi berlumut dan mengkonsumsi cacing. Karena itu landak papua sangat sulit terlihat dan juga sulit untuk ditangkap.
6. Walabi
Walabi adalah salah satu fauna australis yang keberadaannya sangat dilindungi. Pasalnya, beberapa jenis walabi yang ada di Papua sudah penuh akibat perburuan liar. Biasanya hewan ini diburu untuk diolah dagingnya.
Nama ilmiah walabi adalah Macropus, yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti “kaki besar”
Saat ini, satu-satunya walabi yang tersisa hanya walabi saham (macropus agile) yang tinggal di rawa terbuka di daerah Papua. Hewan yang bentuknya mirip dengan kanguru ini, sekarang dilindungi di daerah perlindungan Taman Nasional Wasur.
7. Komodo
Komodo adalah hewan yang dipercaya sebagai evolusi dari naga dan berumur ratusan tahun. Hewan karnivora yang satu ini merupakan fauna endemik kepulauan Nusa Tenggara. Ini berarti komodo tidak akan bisa ditemukan di luar wilayah tersebut.
Karena merupakan hewan endemik, keberadaannya sangat dilindungi dan kawasan tempat tinggalnya dijadikan sebagai taman nasional dengan nama Taman Nasional Komodo pada tahun 1980. Sebagai hewan pemakan daging, komodo muda banyak memangsa hewan lain untuk makanan utamanya. Komodo muda yang berusia 0 – 2 tahun, biasanya memangsa cecak, serangga atau burung. Mereka tinggal di atas pohon agar terhindar dari serangan komodo dewasa dan juga predator lainnya.
Komodo adalah kadal terbesar di dunia.
Sementara itu, komodo dewasa biasanya memangsa kuda, babi hutan, rusa, kerbau air, atau bangkai binatang. Hewan karnivora yang satu ini, memiliki lidah yang dapat mencium bau hingga jarak 5 kilometer.
Senjata utamanya adalah air liur yang sangat mematikan. Di dalam air liurnya, ada lebih dari 60 jenis bakteri dan salah satu diantaranya bisa menyebabkan keracunan pada darah. Hewan-hewan yang terkena gigitan komodo umumnya mati dalam waktu seharai sampai beberapa minggu karena keracunan darah.
8. Babi Rusa
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, babi rusa adalah hewan yang perawakannya mirip seperti gabungan dari babi dan juga rusa. Kalau dilihat sekilas, hewan ini sangat mirip dengan babi.
Babi rusa adalah hewan yang sangat pemalu dan mudah terkejut.
Akan tetapi, tubuhnya lebih ramping dan kakinya lebih panjang daripada babi pada umumnya. Babi rusa banyak ditemukan di hutan-hutan tropis yang ada di bagian timur Indonesia.
9. Burung Bayan
Bayan merupakan burung yang memiliki tubuh cukup besar dengan struktur kaki yang terdiri dari dua pasang jari kaki. Jari kaki ini, ada yang menghadap ke depan dan yang lainnya menghadap ke belakang sehingga burung Bayan sangat mahir memanjat pohon.
Burung bayan memiliki warna bulu yang mencolok dan cemerlang. Umumnya burung bayan betina memiliki warna bulu merah, sedangkan yang jantan berwarna hijau. Burung ini sangat disukai oleh penghobi burung karena bulunya yang indah dan juga terbilang mudah beradaptasi dengan kehidupan kurungan.
Burung bayan juga dapat dilatih untuk melakukan berbagai macam trik, seperti menari, bermain musik, dan mengikuti perintah.
Burung ini banyak ditemukan di hutan dan juga perkebunan yang ada di Papua dan Maluku tengah. Di habitat aslinya, burung bayan mengkonsumsi berbagai macam buah-buahan, kacang-kacangan, sayuran, dan biji-bijian. Selain itu, mereka senang bersarang di dalam lubang-lubang pohon.
10. Kakatua hitam
Kakatua hitam adalah spesies burung yang banyak ditemukan di hutan primer atau perkebunan yang terletak di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut di wilayah Papua. Burung ini identik dengan ukuran yang besar dan juga warna bulunya yang hitam legam di seluruh bagian tubuhnya. Tak hanya itu, kakatua hitam juga mempunyai jambul atas kepalanya yang bisa ditegakkan.
Populasi kakatua hitam di dunia diperkirakan hanya tersisa sekitar 10.000 ekor.
Kakatua hitam memiliki paruh besar yang kuat untuk membelah biji kelapa dan beberapa jenis biji-bijian yang menjadi makanan utamanya. Di habitat aslinya, kakatua hitam hidup dalam kelompok kecil ataupun secara berpasangan.
Saat terbang, kakatua hitam terlihat sangat mencolok dengan kepakan sayap yang kuat dan teriakan yang cukup keras. Saat bertengger di atas pohon, burung ini akan menegakkan jambulnya dan berteriak “krek-krek”.
11. Nuri kepala hitam
Nuri kepala hitam adalah burung yang termasuk ke dalam kelompok betet. Diantara semua jenis burung dalam kelompok ini, nuri kepala hitam menjadi burung yang warna bulunya dianggap paling cemerlang. Bagaimana tidak? Guratan warna merah, biru kuning, dan hijau pada bulunya terlihat sangat mencolok. Apalagi jika dibandingkan dengan warna mata yang kuning dan paruh kuning kecoklatan.
Nuri kepala hitam adalah monogami, dan mereka kawin sekali seumur hidup.
Nuri kepala hitam banyak ditemukan di wilayah Maluku dan juga Papua. Di tempat tinggalnya, mereka memakan buah-buahan, bunga, biji-bijian, serangga, larva, bunga, tepung sari, dan juga air madu.
12. Buaya air tawar irian
Buaya air tawar irian adalah salah satu fauna australis yang unik. Pasalnya, meski tempat hidup utamanya ada di air tawar, namun mereka juga bisa hidup di air payau maupun air asin. Selain itu, hewan ini juga memiliki semacam tonjolan tulang pada moncongnya yang menjadi ciri khas tersendiri. Sisik di bagian tengkuknya dan tulang pada punggungnya tumbuh dengan sangat bagus.
Buaya air tawar Papua adalah buaya terbesar di Indonesia, dengan panjang tubuh hingga 7 meter dan berat hingga 1 ton.
Hewan ini lebih banyak menghabiskan waktunya di air daripada di darat dan biasanya mereka akan keluar untuk mencari mangsa pada malam hari. Makanan utama hewan ini terdiri dari serangga, moluska, katak, dan juga kustacea. Buaya air tawar irian banyak ditemukan di wilayah Papua yang berbatasan dengan Papua Nugini. Ada juga yang tinggal di wilayah pegunungan di Philipina.
13. Soa-soa
Soa-soa adalah hewan reptil yang sekilas terlihat mirip seperti iguana dan komodo, karena itu hewan ini disebut juga sebagai reptil purba. Jika dilihat lebih detail lagi, soa-soa memiliki moncong yang panjang dengan kepala yang kecil. Selain itu, tubuhnya padat serta memiliki rigi longitudinal di bagian kepala yang terhubung dengan rigi punggungnya. Kemudian ada juga rigi ekor di bagian depan, sedangkan bagian ujung ekornya tidak bergerigi.
Soa-soa adalah perenang yang sangat baik dan dapat bertahan di bawah air hingga 30 menit.
Panjang tubuh soa-soa bisa mencapai 345 mm dengan ekor yang panjangnya dua kali dari panjang tubuhnya, yaitu sekitar 750 mm. Salah satu keunikan hewan ini adalah pejantannya memiliki dua penis (hemipenis), namun saat musim kawin mereka hanya menggunakan satu penis saja.
Soa-soa juga termasuk pemanjat ulung karena jari-jari kakinya yang panjang dan kokoh. Mereka banyak ditemukan di hutan-hutan di Ambon, Ternate, Halmahera, Papua, Kepulauan Togean, hingga Sulawesi (Pampama, Makassar, Manado, Poso, Tempe, dan Latimojong).
Penutup
HOOQ.ID, selesai sudah pembahasan mengenai fauna australis yang hidup di wilayah Indonesia bagian Timur. Dari penjelasan di atas, sekarang kamu jadi tahu kan bahwa ada banyak spesies yang masuk ke dalam jenis fauna australis.
Beberapa dari hewan-hewan tersebut sudah terancam punah karena ulah manusia. Jadi mulai sekarang, kita harus bekerja sama menjaga keberadaan fauna Indonesia dengan tidak berbuat maupun berperilaku yang dapat mengancam keselamatan mereka.
Hal ini bisa dimulai dari mengenal jenis-jenis fauna yang ada di negara kita dan negara lainnya. Untuk itu, kamu bisa menggunakan seri buku Ensiklopedia Dunia Fauna. Buku ini akan mengungkapkan banyak hal mengenai hewan-hewan di dunia—di darat, laut, maupun hewan-hewan terbang.
Itulah pembahasan seputar fauna Australis. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kalian. Jika ingin mencari buku seputar fauna, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com.
Untuk mendukung HOOQ.ID dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar HOOQ.ID memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Gilang Oktaviana
Sumber:
Eko Titis Prasongko, S.Pd (2008) Keanekaragaman Fauna di Indonesia. Penerbit Alprin
Maelo (2018) Fakta-fakta Fauna di Indonesia. Penerbit Kyta
Ati Novianti Fatonah (2009) Wisata Fauna Nusantara. Penerbit Talenta Pustaka Indonesia
ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.”
- Custom log
- Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
- Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
- Tersedia dalam platform Android dan IOS
- Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
- Laporan statistik lengkap
- Aplikasi aman, praktis, dan efisien